Arena Jatim – Pada Senin, 11 November 2024, kantor polisi di negara bagian Manipur, India, diserang oleh pasukan militan minoritas Kuki, yang memicu pertempuran sengit antara kedua pihak. Insiden ini mengakibatkan sedikitnya 10 orang tewas. Seperti yang dilaporkan oleh seorang pejabat distrik, pasukan keamanan India bertempur dengan pasukan Kuki setelah kantor polisi di distrik Jiribam, Manipur Timur Laut, diserang. Seorang petugas polisi dilaporkan mengalami luka saat mencoba menggagalkan serangan di kantor tersebut. Sejauh ini, 10 mayat telah ditemukan, yang semuanya diyakini sebagai anggota kelompok penyerang.
Kuldip Singh, penasihat keamanan pemerintah Manipur, menyatakan bahwa baku tembak berlangsung selama sekitar 45 menit dengan intensitas tinggi. Senjata-senjata yang berhasil disita dari para penyerang yang tewas termasuk senapan serbu dan granat berpeluncur roket. Pasukan bersenjata India telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk memperkuat keamanan dan melancarkan operasi untuk mengusir militan bersenjata. Meskipun situasi telah berlangsung cukup lama, operasi penyisiran dan pengamanan terus dilakukan untuk memastikan stabilitas di wilayah tersebut.
Di sisi lain, kelompok masyarakat Kuki, Dewan Kuki-Zo, mengungkapkan kekecewaannya terhadap serangan tersebut. Mereka melaporkan bahwa 11 anggotanya tewas dalam peristiwa itu dan mengecam keras kekerasan yang terjadi. Sebagai bentuk protes, mereka mengumumkan penutupan total wilayah pada hari Selasa, 12 November. Insiden ini juga dipicu oleh penemuan mayat seorang wanita Kuki yang terbakar di distrik tersebut pada minggu sebelumnya, yang memicu kemarahan di kalangan masyarakat Kuki. Wanita tersebut diketahui berasal dari suku Hmar, yang merupakan salah satu kelompok kecil dalam suku Kuki.
Konflik antara komunitas Meitei yang mayoritas Hindu dan komunitas Kuki yang mayoritas Kristen telah berlangsung sejak Mei 2023. Sejak dimulainya ketegangan ini, lebih dari 200 orang telah kehilangan nyawa. Wilayah yang terletak di timur laut India ini telah mengalami perpecahan sosial yang mendalam, di mana kelompok-kelompok etnis yang berbeda bersaing untuk menguasai tanah dan mengakses pekerjaan publik. Ketegangan yang terus meningkat antara Meitei dan Kuki semakin diperburuk dengan persaingan politik lokal dan pengaruh dari partai-partai nasionalis Hindu, khususnya Bharatiya Janata Party (BJP), yang kini memerintah India.
Pada September 2024, setelah beberapa bulan ketenangan relatif, kekerasan kembali meningkat, dengan laporan bahwa pemberontak Kuki menggunakan roket dan pesawat nirawak (drone) untuk menyerang sasaran-sasaran tertentu. Dalam peristiwa tersebut, setidaknya 11 orang tewas. Aktivis hak asasi manusia menyebutkan bahwa perpecahan etnis yang semakin tajam di wilayah ini diperburuk oleh pemimpin lokal yang memanfaatkan ketegangan demi keuntungan politik mereka. Selain itu, persaingan untuk mendapatkan kontrol atas sumber daya alam dan akses ke pekerjaan pemerintah memperburuk konflik ini.
Konflik yang terjadi di Manipur bukan hanya persoalan lokal, tetapi juga mencerminkan dinamika politik yang lebih luas di India. Ketegangan etnis dan agama di wilayah tersebut seringkali dipengaruhi oleh kebijakan politik yang lebih besar, terutama dari partai yang berkuasa. Keadaan ini memperburuk hubungan antar kelompok dan memperburuk ketidakstabilan yang sudah ada. Konflik ini berpotensi merembet ke wilayah lain di India yang memiliki permasalahan serupa, yang bisa mengancam stabilitas kawasan tersebut dalam jangka panjang. Pemerintah India, terutama di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, dihadapkan pada tantangan besar untuk mengatasi masalah ini dengan cara yang dapat menyatukan komunitas-komunitas yang terpecah.