Latest Post

Memulai Bisnis Bengkel Las: Panduan Lengkap untuk Pemula Resep Ayam Krispi yang Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah

Julia Baressi, seorang turis perempuan berusia 19 tahun asal Australia, mengalami pengalaman yang mengubah hidupnya saat berlibur di Bali. Dilansir oleh Daily Mail, Julia terkena apa yang dikenal sebagai Bali belly, suatu kondisi yang umum dialami oleh turis asing di Bali akibat infeksi gastrointestinal.

Awal Kecelakaan Kesehatan di Bali

Julia, yang sedang berlibur dengan teman-temannya di Bali pada awal bulan Juli, tiba-tiba merasa tidak sehat dan mulai mengalami kejang-kejang yang serius. Kondisinya memburuk dengan cepat, memaksa teman-temannya untuk segera membawanya ke rumah sakit setempat.

Jen, ibu Julia, mengungkapkan bahwa Julia memang memiliki riwayat kesehatan yang rapuh sejak kecil, namun ia selalu berusaha menjalani gaya hidup yang sehat dan konsisten. Kecemasan Jen meningkat ketika Julia sulit dihubungi dan akhirnya salah satu teman Julia memberitahukan bahwa putrinya sedang sakit parah.

Evakuasi Medis dan Pengobatan di Melbourne

Proses evakuasi Julia dari Bali ke Melbourne dibantu oleh tim Medical Rescue yang berbasis di Queensland. Julia terbang dalam kondisi induced coma untuk memastikan keamanan dan kesehatannya selama penerbangan panjang tersebut. Begitu mendarat di Melbourne, Julia segera dibawa ke Rumah Sakit The Royal Melbourne untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, termasuk menjalani MRI untuk mengevaluasi kondisinya.

Jen sangat mengapresiasi profesionalisme dan kepedulian tim Medical Rescue dalam mengkoordinasikan evakuasi Julia, yang menurutnya membuat proses tersebut tidak terlalu stres dan traumatis. Mereka terus memberikan informasi terbaru kepada keluarga Julia sepanjang perjalanan, memberikan ketenangan dalam situasi yang tegang.

Bali Belly: Penyebab dan Dampaknya

Bali belly, atau gastroenteritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus seperti Rotavirus atau Norovirus, merupakan masalah umum bagi turis yang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi di daerah wisata tropis seperti Bali. Gejalanya meliputi diare, mual, muntah, dan dalam kasus yang lebih parah seperti yang dialami Julia, dapat menyebabkan dehidrasi parah dan gangguan elektrolit.

Dukungan dari Teman-Teman dan Komunitas

Teman-teman Julia tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga bergerak cepat dengan memulai kampanye penggalangan dana melalui GoFundMe untuk membantu menanggung biaya medis Julia. Evakuasi medis internasional seperti yang dialami Julia dapat memakan biaya besar, dengan perkiraan biaya penerbangan pulang mencapai USD 170.000 atau sekitar Rp 2,7 miliar.

Kesimpulan

Kisah tragis Julia Baressi menjadi pengingat akan pentingnya kehati-hatian dalam memilih makanan dan minuman saat berlibur di luar negeri. Meskipun Bali menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, risiko terhadap penyakit seperti Bali belly tetap ada. Peran edukasi dan kesadaran akan pentingnya pola makan yang sehat juga semakin terangkat dalam kasus seperti ini.

Semoga dengan kesadaran yang lebih tinggi akan risiko kesehatan ini, wisatawan dapat lebih waspada dan memastikan kesehatan mereka tetap terjaga selama liburan. Dukungan dari komunitas juga merupakan hal yang penting dalam membantu mengatasi tantangan medis yang tidak terduga seperti yang dialami oleh Julia Baressi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *