3 Desember 2024
Kecanduan Judi Online: Kisah Pahit Budi dan Dampak Psikologis yang Merusak

<a href="https://www.freepik.com/free-photo/poker-player-s-hand-showing-mobile-phone-holding-whiskey-glass-poker-table_2914520.htm#fromView=search&page=1&position=9&uuid=04803d5d-086d-4d9e-bae0-3e44b4138afa">Image by freepik</a>

Kecanduan judi online bukan sekadar masalah kebiasaan buruk, namun dapat menjadi bencana pribadi yang menghancurkan kehidupan seseorang dengan cepat dan tak terduga. Kisah tragis Budi, seorang pria berusia 40 tahun dari pinggiran Jakarta, adalah contoh nyata betapa mematikannya dampak dari kecanduan ini.

Awal Mula Kecanduan

Budi awalnya terjerumus ke dalam dunia judi online pada tahun 2019. Ia tertarik karena cerita seorang teman yang berhasil meraih keuntungan besar dengan modal kecil dari permainan judi online. Awalnya, Budi hanya mencoba-coba dengan memasang taruhan sekitar Rp 100-200 ribu dalam permainan poker online. Pada awalnya, ia berhasil meraih kemenangan kecil yang membuatnya tergoda untuk terus mencoba.

Perangkap ‘Easy Money’

Dorongan untuk mendapatkan ‘easy money’ dengan cepat membuat Budi terjebak dalam perangkap judi online. Dia mulai meningkatkan jumlah taruhannya secara bertahap, dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan dan akhirnya ratusan juta rupiah. Obsesinya terhadap mimpi kemenangan besar mengaburkan akal sehatnya, dan ia tidak menyadari bahwa ia telah terjebak dalam siklus kecanduan yang merusak.

Kehancuran dan Kebangkrutan

Kehidupan Budi berubah menjadi mimpi buruk ketika ia mulai kehilangan segalanya. Rumah dan mobilnya tergadaikan, total kerugian mencapai angka yang mencengangkan, yaitu Rp 1,2 miliar. Kehancuran ini tidak hanya menguras keuangan, tetapi juga merusak hubungan dengan keluarganya. Istrinya dan anak-anaknya akhirnya memilih pergi karena tidak tahan lagi hidup dalam lingkaran kebohongan dan kekecewaan yang terus menerus.

Dampak Psikologis Kecanduan Judi Online

Dari sudut pandang psikologi, kecanduan judi online dapat dijelaskan sebagai fenomena di mana otak mengalami pelepasan dopamine yang kuat ketika seseorang memenangkan taruhan. Dopamine ini menciptakan sensasi senang yang menggairahkan, serupa dengan yang dialami saat menggunakan narkoba. Hal ini membuat orang cenderung terus menerus bermain, meskipun akhirnya menghadapi kerugian besar.

Psikolog klinis Tri Iswardani menjelaskan bahwa kecanduan ini sering kali ditandai dengan perilaku tertutup dan tidak jujur tentang keuangan. Orang yang kecanduan cenderung menyembunyikan aktivitas mereka dari keluarga dan menghabiskan waktu yang semakin banyak di depan layar gadget untuk berjudi. Mereka juga dapat terjerumus ke dalam hutang besar dan mencari pinjaman dari pinjaman online (pinjol) untuk membiayai kebiasaan judi mereka.

Panggilan untuk Kesadaran dan Perlindungan

Kisah Budi menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang bahaya judi online dan dampaknya yang merusak tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat secara luas. Kesadaran akan risiko kecanduan judi perlu ditingkatkan, baik melalui edukasi publik maupun regulasi yang lebih ketat terhadap industri perjudian online.

Masyarakat perlu lebih waspada terhadap gejala kecanduan judi pada orang-orang terdekat mereka, seperti perubahan perilaku dan keuangan yang mencurigakan. Dukungan dari keluarga dan komunitas juga sangat penting untuk membantu individu keluar dari jerat kecanduan ini dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Kisah tragis Budi mengingatkan kita bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati, dan bahwa perjudian online, meskipun menggiurkan, dapat berakhir dengan kehancuran yang tak terbayangkan bagi individu dan keluarganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *